Kamis, 08 April 2010

Impor Melalui DKI Jakarta Menurut Golongan Penggunaan Barang, Januari-Desember 2008 dan 2009


Sumber : Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/03/31/Th. XII, 1 Maret 2010

DKI Jakarta merupakan ibukota Negara dimana merupakan pusat segala kegiatan Negara, termasuk didalamnya adalah ekspor dan impor. Impor melalui DKI Jakarta memiliki penggolongan bentuk barang yang di impor. Penggolongan bentuk barang impor dalam grafik Impor Melalui DKI Jakarta Menurut Golongan Penggunaan Barang, Januari-Desember 2008 dan 2009, dibagi menjadi tiga kelompok penggunaan barang, yaitu barang konsumsi, bahan baku dan penolong, dan barang modal. Nilai impor ketiga barang tersebut ditunjukan dalam juta dolar.

Impor barang melalui Jakarta pada tahun 2008 dan 2009 memiliki kesamaan pada karakteristik perbandingan antara barang yang paling banyak di impor, dan barang yang paling sedikit di impor. Grafik Impor Melalui DKI Jakarta Menurut Golongan Penggunaan Barang, Januari-Desember 2008 dan 2009 menunjukan dari tiga golongan penggunaan barang tersebut yang meiliki nilai impor yang paling tinggi adalah impor bahan daku dan penolong yang mencapai lebih dari 40.000 juta dolar pada tahun 2008, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi kurang dari 40.000 juta dolar. Impor terkecil dari tiga golongan penggunaan barang tersebut adalah impor barang konsumsi, pada tahun 2008 hanya mencapai 4.000 juta dolar dan turun menjadi 3.000 juta dolar pada tahun 2009.

Grafik tersebut menunjukan bahwa nilai impor malalui DKI Jakarta relatif mengalami penurunan pada tahun 2008 hingga tahun 2009. Penurunan impor melalui DKI Jakarta menunjukan bahwa DKI Jakarta semakin mandiri dalam pemenuhan barang bagi masyarakat DKI Jakarta. Penurunan impor ini seharusnya semakin ditingkatkan agar DKI Jakarta semakin mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sehingga tidak bergantung pada barang impor. Impor bahan baku dan penolong yang begitu besar menunjukan bagaimana belum mampunya produksi bahan baku dan bahan penolong dari dalam negri, maka perlu peningkatan produksi bahan baku dan bahan penolong untuk pemenuhan kebutuhan dalam produktivitas. Impor barang modal menujukan tingkat yang tidak terlalu besar dibandingkan bahan baku dan penolong hal ini mungkin dikarenakan karena memang barang- baran impor yang sangat canggih untuk peningkatan produksi. Impor barang konsumsi yang menurun dari tahun 2008 hingga 2009 menunjukan tingkat konsumsi akan barang impor menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar